CURAHAN HATI PENULIS
Pada saat itu, awal aku masuk sekolah aku
tidak tahu siapa yang mau duduk sama aku. Akhirnya temanku yang bernama Safitri
duduk bersama aku. Selama waktu berjalan dan sedang kegitan belajar mengajar
mungkin si Safitri ngga betah duduk sama aku akhirnya Safitri duduk sama Dena.
Dan akhirnya mau tidak mau aku duduk sama Sina teman yang waktu itu duduk sama
Dena. Waktu terus berjalan, selama 2 hari, 3 hari, aku merasa tidak suka sama
Sina, apa yang membuatku tidak suka sama Sina aku tidak tahu apa mungkin Sina
anaknya lelet atau apa. Hal itu membuat aku tidak suka sama Sina selama
berminggu-minggu. Waktu terus berjalan, teman-temanku membuat undian untuk
mengatur tempat duduknya. Selama 2 minggu, 3 minggu teman-temanku merasa bosan
dengan hal tersebut. Hal itu yang akhirnya membuat tempat duduknya menjadi
berantakan. Akhirnya temanku yang bernama Sina duduk sama teman yang lain.
Setiap aku berangkat aku selalu berangkat pagi dan duduk di tempat duduk yang
disukai. Setiap ada teman yang berangkat tidak ada yang mau duduk disebelahku
atau aku saja yang berfikir aneh. Hal ini yang membuat aku sedih hingga membuat
aku di sekolahan menangis. Dalam hati, aku bekata,
“Ya
Allah, apakah ini cobaan yang Engkau berikan kepadaku karena aku tidak
mensyukuri teman yang duduk sama aku”
Hal ini yang membuat
aku sadar bahwa kita tidak boleh membeda-bedakan teman kita dengan teman yang
lain. Tapi aku juga merasa di sekolahan ada teman yang tidak suka sama aku.
Tetapi aku lupakan hal itu biarlah orang itu tidak suka sama aku. Tetapi ada
juga teman yang selalu menyuport aku dan membuat aku tersenyum. Dan ada hal lagi
yang membuat aku sedih yaitu kenapa setiap aku tanya kepada teman yang tidak
suka sama aku ataupun teman yang lain lagi aku harus ngomong dua kali ataupun
tidak dijawab sama sekali, apa teman aku itu tidak dengar atau dia memang tidak
suka sama aku sehingga dia tidak mau jawab omonganku. Aku berkata dalam hati
“Ya Allah jika dia tidak suka sama aku, tapi setidaknya
jawab pertanyaanku apakah aku harus ngomong berkali-kali”
Hal ini membuat hidupku
selama itu menjadi hancur dan hampir saja aku keluar dari sekolahan. Setiap
bangun aku selalu menangis dan takut. Tetapi apakah itu semua benar atau tidak
aku tidak tahu apa karena aku yang selalu berfikiran aneh terhadap teman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar